Accounting Theory

Get Started. It's Free
or sign up with your email address
Accounting Theory by Mind Map: Accounting Theory

1. Liabilities and Owner’s Equity

1.1. Teori Kepemilikan dan Entitas

1.1.1. Proprietary Theory

1.1.2. Entity theory

1.2. Liabilitas Didefinisikan

1.2.1. A present obligation of the entity arising from past events, the settlement of which is expected to result in an outflow from the entity of resources embodying economic benefits

1.2.1.1. Present obligations

1.2.1.2. Past event

1.2.1.3. Liabilities recognition

1.2.1.4. IASB Framework

1.3. Pengukuran Liabilitas

1.3.1. Historical cost

1.3.2. Fair value

2. Revenue

2.1. Pendapatan Didefinisikan

2.1.1. Kenaikan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset

2.2. Pengakuan Pendapatan

2.2.1. Direalisasi atau dapat direalisasi

2.2.2. Dihasilkan

2.3. Pengukuran Pendapatan

2.3.1. Besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke atau dari entitas

2.3.2. Item memiliki biaya atau nilai yang dapat diukur dengan kehandalan.

2.4. Tantangan untuk Penentu Standar

2.4.1. Perkembangan Pengakuan Revenue dan Pengukuran

2.4.2. Pengukuran Nilai Wajar

2.4.3. Presentasi Laporan keuangan

2.5. Masalah untuk Auditor

2.5.1. Risiko bahwa revenue dicatat lebih besar oleh manajer

3. Expenses

3.1. Beban Didefinisikan

3.1.1. Penurunan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau deplesi aset

3.1.2. Changes in assets and liabilities

3.1.3. Expenses and 'Costs'

3.1.4. Expense Classisification

3.1.4.1. Beban Pokok Penjualan

3.1.4.2. Beban Operasi

3.1.4.3. Beban Lain-lain

3.2. Pengakuan Beban

3.2.1. Besar kemungkinan manfaat ekonomis masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke atau dari entitas

3.2.2. Item memiliki beban atau nilai yang dapat diukur dengan kehandalan.

3.3. Pengukuran Beban

3.3.1. Pengukuran atas penambahan kewajiban dan deplesi aset pada tahun berjalan

3.4. Tantangan untuk Penentu Standar

4. Positive Theory of Accounting Policy and Disclosure

4.1. Background

4.1.1. Infromasi dihasilkan agar investor membuat keputusan investasi baik, tidak menjelaskan secara memuaskan seluruh observasi.

4.2. Contracting Theory

4.2.1. Penghubung legal dari hubungan kontraktual antara supplier dan consumers dari factor-faktor produksi

4.3. Agency Theory

4.3.1. Hubungan agency yang timbul dimana kontrak dibawah satu kelompok/perusahaan (the principal) berhubungan dengan perusahaan lain (agent) untuk melakukan beberapa jasa untuk kepentingan principal.

4.3.1.1. Agency Costy

4.3.1.1.1. Monitoring costs

4.3.1.1.2. Bonding cost

4.3.1.1.3. Residual loss

4.4. Price Protection and Shareholder/ Manager Agency Problems

4.4.1. Manajer, sebagai agent dari shareholder, dapat bertindak untuk kepentingan mereka sendiri. Tetapi, kepentingan agent mungkin bertentangan dengan kepentingan shareholder.

4.5. Shareholder-Debt holder Agency Problem

4.5.1. Peranan kontrak hutang/debt dalam konteks agency

4.5.1.1. Pentransferan kekayaan dari debtholder ke shareholder

4.5.1.1.1. Excessive dividend payments

4.5.1.1.2. Asset substitution

4.5.1.1.3. Underinvestment

4.5.1.1.4. Claim dilution

4.6. Ex Post Opportunism versus Ex Ante Efficient Contracting

4.6.1. Agent untuk bertindak dengan cara yang bertentangan dengan kepentingan principal

4.7. Signaling Theory

4.7.1. Manager memberikan informasi pada investor untuk membantu mereka dalam pengambilan keputusan

4.8. Political Processes

4.8.1. Informasi akuntansi sering terlihat sebagai bahan bukti dari suatu ‘crisis’ para politisi dan kelompok lain pecahkan, sebagai cara mempromosikan kepentingan mereka.

4.9. Conservatism, Accounting Standards and Agency Costs

5. Capital Market Research

5.1. Philosophy of Positive Accounting Theory

5.1.1. Tujuan menjelaskan dan memprediksi praktek akuntansi, menerangkan bagaimana dan mengapa pasar modal bereaksi dengan laporan akuntansi

5.2. Strengths of Positive Theory

5.2.1. Hipotesa di dalam kerangka yang mana kekuatan tersebut mampu mengubah kebenaran dengan riset empiris.

5.3. Scope of Positive Accounting Theory

5.3.1. Tahap pertama meliputi riset mengenai akuntansi dan prilaku pasar modal.

5.3.2. Tahap kedua, dalam literatur dibutuhkan penjelasan dan prediksi praktek akuntansi antar perusahaan.

5.4. Capital Market Research and The Efficient Markets Hypothesis

5.4.1. Emh mempunyai pengaruh yang signifikan bagi positive accounting theory maupun untuk penetapan standard akuntansi.

5.5. Impact of Accounting Profit Announcements on Shares Prices

5.5.1. Studi yang dilakukan Ball dan Brown menguji manfaat dari data historical cost profit untuk menentukan keputusan investasi.

5.5.2. Berpengaruh terhadap perubahan harga saham

6. Introduction to Course and Accounting Theory Construction

6.1. Tinjauan Teori Akuntansi

6.1.1. Pre-theory

6.1.2. Pragmatic Accounting

6.1.3. Normative period

6.1.4. Positive accounting

6.1.5. Behavioural research

6.1.6. Part of Theory

6.1.6.1. Syntactics Relationship

6.1.6.2. Semantics

6.1.6.3. Pragmatics

6.2. Teori Pragmatis

6.2.1. Pendekatan Descriptive Pragmatic

6.2.2. Pendekatan Psychological Pragmatic

6.3. Teori Sintaksis dan Semantik

6.3.1. Satu interpretasi teori dari historical cost accounting adalah syntactic theory. Interpretasi dapat dijelaskan sebagai berikut: system input semantic adalah transaksi dan pertukaran dicatat ke dalam voucher, journal, dan ledgers suatu perusahaan.

6.4. Teori Normatif

6.4.1. Normative teori pada saat ini juga menfokuskan pada perolehan ‘true income’ dalam suatu periode akuntansi.

6.5. Teori Positif

6.5.1. Positive atau empiris berarti pengujian atau terkait dengan hipotesa akuntansi atau teori, berdasarkan ke pengalaman atau dunia nyata.

6.6. Perspektif Berbeda

6.6.1. Pendekatan riset ini digambarkan sebagai pendekatan ‘scientific’ dan pendekatan ini merupakan salah satu pendekatan yang yang saat ini digunakan oleh kebanyakan peneliti di bidang akuntansi dan untuk dipublikasi di journal-journal akuntansi.

6.7. Pendekatan Ilmiah Diterapkan untuk Akuntansi

6.7.1. Scientists out of accounting practitioners?

6.7.2. Peneliti berbeda dengan praktisi

6.7.3. Assumption of ‘absolute truth’

6.8. Masalah untuk Konstruksi Teori Audit

7. Applying Theory to Accounting Regulation

7.1. Teori Peraturan Terkait dengan Akuntansi dan Audit

7.1.1. Theory of Efficient Markets

7.1.2. Agency Theory

7.1.3. Theories of Regulation

7.1.3.1. Publicly Theory

7.1.3.2. Regulatory Capture Theory

7.1.3.3. Private Interest Theory

7.2. Bagaimana Teori Peraturan Berlaku untuk Praktik Akuntansi dan Audit

7.2.1. Application of public interest theory

7.2.2. Application of capture theory

7.2.3. Application of private interest theory

7.2.4. Standards setting as a political process

7.3. Kerangka Regulasi untuk Pelaporan Keuangan

7.3.1. Statutory reqirements

7.3.2. Corporate governance

7.3.3. Auditor dan oversight

7.3.4. Independent enforcement bodies

7.4. Struktur Kelembagaan untuk Menetapkan Standar Akuntansi dan Audit

7.4.1. Background

7.4.2. The IASB dan FASB convergence program

7.4.3. Accounting standards for the public sector

7.4.4. International auditing standards

8. A Conceptual Framework

8.1. Peran Kerangka Konseptual

8.1.1. Suatu teori akuntansi terstruktur dimana pada level teori tertinggi, konsep ini menyatakan lingkup dan tujuan dari pelaporan keuangan.

8.1.1.1. Keuntungan

8.1.1.1.1. consistent, logical reporting requirements

8.1.1.1.2. greater compliance

8.1.1.1.3. enhanced accountability

8.1.1.1.4. fewer specific standards

8.1.1.1.5. enhanced understandability of reporting requirements

8.1.1.1.6. more economical standard setting

8.1.1.2. Latar belakang

8.1.1.2.1. SAC 1 to 4 and IASB Framework developed following FASB lead

8.1.1.2.2. 1987–2000 FASB

8.1.1.2.3. IASC introduced framework 1989 adopted by IASB in 2001

8.2. Peran Kerangka Konseptual

8.2.1. Berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi

8.2.2. Berguna dalam penilaian prospek cash flow di masa datang

8.2.3. Berhubungan dengan resource perusahaan, hak atas resource tersebut dan perubahannya.

8.3. Mengembangkan Kerangka Konseptual

8.3.1. Principles-based versus rules-based approaches to standard setting

8.3.2. Information for decision making

8.3.3. Decision-theory approach

8.3.4. Users of accounting information

8.3.5. Definiton and recognition of elements of financial statements

8.4. Kritik Proyek Kerangka Konseptual

8.4.1. Measurement is based on unspecified rules

8.4.2. The logic is circular

8.4.3. There is no prior agreement on objectives

8.4.4. The definition of the element are unworkable and provide no guidance to practicing accountants

8.5. Kerangka Konseptual untuk Standar Audit

9. Accounting Measurement Systems

9.1. Tiga Sistem Penghasilan dan Pengukuran Modal Utama

9.1.1. System biaya updated

9.1.2. Selling prices

9.2. Akuntansi Biaya Historis

9.2.1. Memberikan akuntan, manager, dan direktur untuk memilih metode akuntansi dan pada akhirnya terkait dengan tingkat keterbukaan laporan keuangan.

9.3. Akuntansi Biaya Saat Ini

9.3.1. System akuntansi dimana asset dinilai pada harga pasar waktu pembelian dan profit ditentukan dengan pengalokasian didasarkan pada current cost.

9.4. Modal Keuangan versus Modal Fisik

9.4.1. ‘hodling gains’ termasuk dalam bagian profit (financial capital), dan holdings gains tidak dimasukan dalam bagian profit (physical capital).

9.5. Akuntansi Harga Keluaran

9.5.1. System akuntansi yang menggunakan harga jual untuk mengukur posisi keuangan perusahaan dan kinerja keuangannya.

9.6. Nilai Penggunaan versus Nilai dalam Pertukaran

9.6.1. Value in use menilai kemampuan perusahaan untuk survive dalam jangka panjang (solvency) dan value in exchange menilai kemampuan perusahaan untuk beradaptasi dalam short term (liquidity).

9.7. Perspektif Global dan Standar Pelaporan Keuangan Internasional

9.7.1. Current Cost in The United States

9.7.2. Current Cost in United Kingdom

9.7.3. Current Cost in Australia

9.7.4. International Accounting Standards and Current Cost

9.8. Masalah untuk Auditor

10. Assets

10.1. Aset Didefinisikan

10.1.1. An asset is a resource controlled by the entity as a result of past events and from which future economic benefits are expected to flow to the entity

10.1.1.1. Future economic benefits

10.1.1.2. Control by entity

10.1.1.3. Past events

10.1.1.4. Exchangeablity

10.2. Pengakuan Aset

10.2.1. Kondisi yang disebut “recognition rules’ dimana aset tersebut harus mempunyai suatu nilai (cost/value) yang dapat diukur secara andal sebelum aset tersebut diakui.

10.2.1.1. Reliance on the law

10.2.1.2. Determination of the economic substance of the transaction or event

10.2.1.3. Use of the conservatism principle; anticipate losses, but not gain

10.3. Pengukuran Aset

10.3.1. Tangible assets

10.3.2. Intangible assets

10.3.3. Financial instrument

10.4. Tantangan untuk Penentu Standar

10.4.1. Masalah tersebut meliputi dasar pengukuran yang potensial: past entry atau exit price, modified past amount, current entry, exit atau equilibrium price, value in use atau future entry atau exit price.

10.5. Masalah untuk Auditor